Selasa, Maret 06, 2007

Mana Mungkin Berwirausaha Tanpa Modal?




Free Hit Counter

"Berwirausaha tuh membutuhkan modal. Jangan ngimpi memulai usaha tanpa modal."

Kalimat yang bernada pesimis itu mungkin sering kali kita dengar. Tak bisa dipungkiri memang, dan saya tak menyalahkan jika ada orang yang berkata seperti itu. Namun, ungkapan itu juga tak sepenuhnya benar kok..Masyarakat kita saja yang selalu mengidentikkan modal dengan uang. Uang memang penting dalam memulai usaha. Tapi uang bukanlah segalanya. Uang hanya salah satu faktor pendukung sebelum memulai usaha.

So, apa 'modal' utama dalam memulai usaha? 'KEBERANIAN'!
Itu saja? Tentu tidak.
Banyak lagi faktor selain uang yang memuluskan jalannya menuju wirausaha.

Tapi yang paling utama bagi saya memang itu. 'KEBERANIAN'
Betapa banyak orang yang memiliki banyak ide dan angan-angan bidang usaha apa yang akan dilakoni tapi tak ada tindak lanjutnya. Saya menyadari memang harus memikirkan berbagai pertimbangan sebelum memulai usaha. Namun, terlalu banyak pertimbangan hanya akan membuang waktu.

Jika memang sudah ada ide dan merasa yakin ide itu akan berjalan mala LAKUKANLAH! Jangan hanya duduk-duduk di sofa sambil memperhitungkan kemungkinan untung-ruginya.

"Halah...kamu mungkin hanya bisa omong doang." Mungkin itu yang ada di benak Anda saat membaca tulisan ini. Silahkan saja. Itu hak Anda. Tapi, apa yang saya katakan tadi memang benar saya lakukan.

Saat ini, saya tengah merintis usaha perbaikan dan pembuatan sofa limited edition. Perusahaan yang saya rintis sejak sejak Ramadhan 2006 silam dan saya beri label RUMAH SOFA itu, memang terlalu dini untuk saya anggap berhasil. Tapi paling tidak, kini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Sangat jauh dari bayangan saya sebelumnya.

Saya masih ingat benar berapa modal yang saya keluarkan saat pertama kali memulai usaha. Tak sampai Rp 100 ribu. Uang itu saya gunakan untuk biaya pemasangan iklan di media cetak lokal. Saya masih ingat benar, dalam kondisi berpuasa saya survei pekerjaan hingga beberapa tempat. Sangat melelahkan memang. Tapi saya menemukan kepuasan karena dari 5 tempat yang saya survei dalam sehari, 4 di antaranya sepakat dengan nilai pengerjaan yang saya tawarkan.

Sementara untuk menyelesaikan order yang saya terima biasanya saya akan meminta DP (down payment) minimal 30 persen dari total biaya. Hitung-hitung untuk membantu biaya produksi yang biasanya memakan biaya sebesar 50 persen dari total pengerjaan.

Dus mengenai tenaga kerjanya, saya merekrut mantan tukang ayah saya. Sistemnya pun freelance. Jika ada pekerjaan mereka akan saya panggil. Dengan begitu, saya tak terbebani dengan gaji pokok.

Alhamdulillah saat ini saya mulai memetik buah yang saya tanam. Untuk survei, saya merekrut seorang karyawan. Dia bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang ia dapatkan. Mulai dari mengambil barang, membeli bahan, hingga mengirim barang tersebut.

Pun juga dengan masalah tukang, saat ini saya memiliki 2 tukang tetap. Mungkin angka ini tergolong sedikit. Tapi saya berprinsip, "tak apalah sedikit yang penting kesejahteraannya terjamin." Toh jika nanti banyak pekerjaan, saya tinggal mengontak 4 tukang yang bersedia bekerja dengan sistem freelance.

Saat ini, saya berkeinginan untuk mengembangkan usaha saya dengan membuka showroom di berbagai wilayah di Surabaya dan mempunyai armada yang kuat.Doakan saja ya

Ohya, modal keberanian saja belum cukup. Yang tak kalah penting adalah kesabaran, ketekunan dan yang pasti doa. Saya percaya, kekuatan doa akan melebihi modal apapun yang dimiliki manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar