Rabu, Oktober 17, 2007

Ramadhan Terakhir


Free Hit Counter

Mungkin Ramadhan Terakhir

Ramadhan telah usai. Hampir sebulan, menahan lapar dan haus, memelihara pandangan dan perkataan, memperbanyak ibadah dan sedekah. Ini bulan yang sangat indah, mulia, dan penuh berkah. Nikmat mana lagi yang kita ingkari?

Allah mencurahkan nikmatnya melimpah ruah, melebihi apa yang diperkirakan semua manusia. Tanah dengan segala kekayaan di dalamnya, air dengan segala kekayaan di dalamnya, udara dengan segala kekayaan di dalamnya, langit dengan segala energi dan keajaibannya. Allah mengatur darah yang mengalir di sekujur tubuh, mengatur detak jantung, paru-paru, rambut, dan kuku. Nikmat mana lagi yang kita ingkari?

Namun, manusia selalu lalai untuk mensyukuri nikmat besar itu. Selalu merasa kurang, padahal siapa yang dapat menciptakan air yang mereka reguk, siapa yang menciptakan tanah tempat mereka berpijak dan menggali rezekinya, siapa yang menciptakan udara untuk mereka hirup, siapa yang menciptakan darah untuk mereka hidup, siapa yang menciptakan jantung, paru-paru, dan kuku? Manusia tidak mampu, meski dengan kehebatan ilmunya, membuat kuku yang terus tumbuh itu.

Allah mengalirkan rasa cinta kepada semua manusia sehingga manusia dapat mencintai antarsesamanya. Mengalirkan rasa iba, nafsu, dan amarah. Cinta membuat manusia bertahan hidup sejak ribuan tahun lalu --dari masa Adam dan Hawa-- hingga nanti akhir masa. Cinta membuat manusia saling menyapa, saling senyum, dan melihat dunia menjadi seuatu yang indah. Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar- Rahman: 13).

Manusia sangat merugi dan lupa pada keterbatasan dirinya. Mereka lancang mengubah cinta menjadi kebencian, saling membunuh, saling fitnah, dan menyakiti. Padahal Allah Maha Pencipta, menciptakan manusia karena kasih sayang-Nya. Mereka mensyukuri kasih sayang Allah ketika mendapatkan limpahan harta, kekuasaan, dan kehormatan. Namun, mencerca ketika mendapat cobaan dan musibah.

Tidakkah manusia dapat merasakan sentuhan udara di ujung hidungnya, disediakan tanah untuk mereka berdiri dan bercocok tanam, merasakan sinar matahari, air yang memancar dari tanah dan pepohonan. Apakah manusia dapat menciptakan satu ranting saja pohon atau sedikit saja air dari buah-buahan? Cinta Allah adalah memberi. Dan, kita menerima nikmat melimpah ruah, yang tidak sedikit pun dapat kita ciptakan.

Kebahagiaan bukanlah sebuah rumah mewah dan taman dengan bunga-bunga yang indah, bukan pula kekuasaan yang besar dan harta yang melimpah. Kebahagiaan adalah mensyukuri nikmat Allah, dada yang lapang, memberi kepada yang tidak punya, membantu sesama, menebar kebaikan siang dan malam, menerima maaf, dan leluasa beribadah. Sebarkanlah kasih sayang dan kebaikan. Dalam hadis, Rasulullah mengatakan, "Kebaikan mendatangkan ketenangan."

Ramadhan sebentar lagi berakhir. Inilah bulan dalam limpahan kasih dan cinta Allah. Cinta dan kasih sayang itu lebih luas dari samudera yang luas, lebih tinggi dari gunung paling tinggi. Tidak ada yang melebihi kasih sayang Allah itu. Dia membuka pintu maaf seluas-luasnya, memberi rahmat dan pengampunan sebesar-besarnya. Tapi, mengapa kita membiarkan anak-anak yatim dan fakir miskin dibelit sengsara?

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (QS Al-Ma'un 1-3).

Ya Allah, atas kehendak-Mu, ini bisa saja Ramadhan terakhir bagi kami, karena kami tidak dapat menahan nyawa keluar dari raga. Tidak akan dapat. Ya Rabb, tolonglah kami dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. Kami tak ingin pulang dalam hina dan wajah yang bernanah.